Di Sebalik 24 Tahun
Ketika usia ini menginjak 24 tahun, aku seperti hilang kata-kata untuk mengungkapkan apa yang aku rasa. Bercampur baur perasaan sebak, syahdu, malu, berkobar-kobar dan tekad untuk menjadi sosok yang lebih mulia di sisiNya. Saat aku melihat batu bata kehidupan yang telah ku lalui, pahit manis yang telah ke telusuri, jatuh bangun yang silih berganti – ternyata Tuhan Maha Kaya dan Maha Seni dalam mengirim hikmah di setiap sisipan umurku. Namun begitu, di saat aku ingin mengukir senyuman dan menjerit, ‘Yeahh, I’m survived for 23 years ago!! Congratulations my dear self’, Tiba-tiba tercetus persoalan di benakku, ianya berlegar-legar seligat kipas berkelajuan maksima, “Jika seorang Muallaf mengira umurnya, tiadalah yang lebih berharga dalam usianya kecuali sejak detik pertama lisannya melafazkan syahadah. Seluruh kehidupan bergerak dari kegelapan menuju cahaya, dari kekeliruan menjadi jelas dan nyata, dari kesempitan berubah saat yang bahagia, dari jalan yang bersimpang siur, akhirny...